Sitemap

https://www.duniabetoncor.eu.org/ 2021-12-26T18:32:22+00:00 1.00 https://www.duniabetoncor.eu.org/2021/12/jenis-jenis-beton.html 2021-12-26T18:32:22+00:00 0.80 https://www.duniabetoncor.eu.org/2021/09/apa-itu-beton.html 2021-12-26T18:32:22+00:00 0.80 https://www.duniabetoncor.eu.org/2021/12/ 2021-12-26T18:32:22+00:00 0.80 https://www.duniabetoncor.eu.org/2021/09/ 2021-12-26T18:32:22+00:00 0.80

Jenis-Jenis Beton

Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.

Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakan. Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi, mengelem komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-batu. Beton digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok blok. Nama lama untuk beton adalah batu cair.

Dalam perkembangannya banyak ditemukan beton baru hasil modifikasi, seperti beton ringan, beton semprot, beton fiber, beton berkekuatan tinggi, beton berkekuatan sangat tinggi, beton mampat sendiri dll.

Beton terdiri dari beberapa bahan dasar diantaranya, air, semen Portland, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), fungsi masing-masing komponennya adalah agregat berfungsi sebagai bahan pengisi, air dan semen yang bereaksi membentuk pasta yang lambat laun mengeras berfungsi sebagai perekat yang merekatkan agregat-agregat yang semula terpisah.

Dari masing-masing komponen pembentuknya terdapat beberapa kriteria yang harus terpenuhi agar dapat membuat beton yang baik dan memenuhi standar, air yang digunakan dalam pembuatan beton adalah air yang kualitasnya baik untuk pembuatan beton, air yang cukup baik untuk diminum, bebas dari sampah, bahan-bahan organik dan bahan-bahan kimia berbahaya. Karena kekuatan beton tergantung pada jumlah perbandingan air dan semen.

Semen adalah kombinasi dari berbagai mineral yang jika dicampurkan dengan air akan mengalami hidrasi dan dengan cepat akan mengeras biasanya antara 4-6 jam. Semen yang biasa digunakan untuk membuat beton adalah semen Portland. Semen Portland terbagi menjadi 5 jenis, semen Portland adalah semen standard yang digunakan saat ini dalam industri bangunan.

Agregat hampir merupakan material penyusun terbanyak dalam pembuatan beton persentasenya sekitar 60 sampai 80 %. Pasir, kerikil, dan batu pecah merupakan agregat utama yang biasa digunakan.

Ada banyak kelebihan yang dimiliki beton sehingga beton banyak digunakan dalam bangunan-bangunan teknik sipil, diantaranya dari faktor ekonomi bahan-bahan yang digunakan banyak tersedia dan mudah didapatkan serta dapat menambah ketebalan bangunan sehingga mengurangi beban angin, dari segi arsitektural dan struktural beton juga sangat cocok sebagai bahan bangunan, karena beton memiliki mobilitas yang tinggi, dan disainer dapat memilih bentuk dan ukurannya. Selain itu beton juga tahan terhadap api hingga 1 sampai 3 jam. Beton juga memiliki kekakuan yang besar sehingga tahan terhadap beban angin, serta getaran lantai. Selain itu beton juga perawatannya mudah.

Tetapi disamping itu beton juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya, kekuatan volume per unti yang relatif rendah, kuat tarik yang rendah dan lain sebagainya.

Jenis-Jenis Beton Cor

Ada berbagai jenis beton yang telah digunakan dan dikembangkan hingga saat ini, pembagian beton berdasarkan kuat tekannya di bagi menjadi 5 yaitu,

1)      Beton sederhana

2)      Beton normal

3)      Beton prategang

4)      Beton kuat tekan tinggi

5)      Beton dengan kuat tekan sangat tinggi


Tetapi selain jenis-jenis beton diatas ada juga beberapa jenis beton spesial, Beton spesial yang dimaksud adalah jenis beton selain beton normal seperti yang umum dijumpai sehari-hari yang biasanya terbuat dari campuran semen Portland dan agregat alami dan dibuat secara konvensional.

Beton spesial mempresentasikan kemajuan teknologi beton yang dikembangkan untuk menanggulangi kekurangan yang dimiliki beton normal.

Beberapa jenis beton yang bisa dikategorikan sebagai beton spesial diantaranya adalah :

1. Beton Ringan (Lightweight Concrete)

Dibuat dengan menggunakan agregat ringan atau dikombinasikan dengan agregat normal sedemikian rupa sehingga dihasilkan beton dengan berat isi yang lebih kecil (lebih ringan) daripada beton normal. Berat isi beton ringan mencapai 2/3 dari beton normal. Tujuan penggunaan beton ringan adalah untuk mengurangi berat sendiri dari struktur sehingga komponen struktur pendukungnya seperti pondasinya akan menjadi lebih hemat.

2. Beton mutu tinggi (High Strength Concrete)

Beton dengan kuat tekan yang lebih besar dari 40 MPa sudah bias dikategorikan sebagai beton mutu tinggi.

Beton ini dikembangkan untuk membuat struktur yang menuntut tingkat kepentingan yang tinggi misalnya bangunan2 dengan tingkat keamanan tinggi seperti jembatan, gedung tinggi, reaktor nuklir dan lain-lain.


3. Beton dengan workabilitas tinggi (High Workability Concrete)

Umumnya tingkat kesulitan dalam pengerjaan beton dikaitkan dengan tingkat keenceran campurannya atau kemampuannya mengalir (flowing consistency), semakin encer beton akan semakin mudah dikerjakan.

Tetapi jangan salah, encer yang dimaksud bukan semata encer karena diberi banyak air, justru dengan kebanyakan air mutu beton akan semakin rendah karena material penyusunya bisa terpisah-pisah (segregated).

Yang dimaksud disini adalah beton yang mudah mengalir tetapi tetap memiliki mutu yang baik seperti beton normal atau mutu tinggi.

4. Beton Serat (Fiber Reinforced Concrete)

Adalah beton yang materialnya ditambah dengan komponen serat yang bisa berupa serat baja, plastik, glass ataupun serabut dari bahan alami.

Walaupun serat dalam campuran tidak terlalu banyak meningkatkan kekuatan beton terhadap gaya tarik, perilaku struktur beton tetap semakin baik misalnya meningkatkan regangan yang dicapai sebelum runtuh, meningkatkan ketahanan beton terhadap benturan dan menambah kerasnya beton.

5. Beton dengan Polimer (Polymers Concrete)

Dengan pemberian polimer sebagai bahan perekat tambahan pada campuran beton, akan dihasilkan beton dengan kuat tekan yang lebih tinggi dan dalam waktu yang lebih singkat. Bahan yang ditambahkan bisa berupa latex maupun emulsi dari bahan lain.

Jenis ini cocok digunakan pada pekerjaan-pekerjaan pembetonan dalam keadaan darurat seperti terowongan, tambang dan pekerjaan lain yang membutuhkan kekuatan beton dalam waktu singkat bahkan dalam hitungan jam.

Disamping itu, jenis beton polimer bisa dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan ketahanan terhadap bahan kimia tertentu.

Metode panambahan polimer selain pada campuran beton, bisa juga dilakukan pada saat beton sudah kering dengan tujuan untuk menutup pori-pori beton dan retak kecil (microcrac) karena pengeringan sehingga didapatkan beton yang kedap air (inpermiable) sehingga keawetan beton bisa meningkat.

6. Beton Berat (Heavyweight Concrete)

Kebalikan dari beton ringan adalah beton berat, dimana beton jenis ini memiliki berat isi yang lebih tinggi dari beton normal (2400 kg/m3) yaitu sekitar 3300 kg/m3 sampai 3800 kg/m3 . Beton berat biasanya digunakan pada bangunan-bangunan seperti untuk perlindungan biologi, instalasi nuklir, unit kesehatan dan bagunan fasilitas pengujian dan penelitian atom.

Beton berat dibuat dengan menggunakan agregat berat seperti bijih besi maupun bahan alami yang berat.

7. Beton Besar (Mass Concrete)

Merupakan beton pada struktur masif dengan dengan volume yang sangat besar seperti pada bendungan, pintu air maupun balok dan pilar besar dan masif.

Beton berat dibuat dengan perlakuan yang berbeda dengan beton normal mengingat timbulnya panas yang berlebihan pada campuran beton dan terjadinya perubahan volume yang juga menjadi sangat besar.

Perlakuan untuk penanganan beton berat bisa dilakukan dengan mengubah komposisi campuran seperti pengurangan semen, penambahan bahan aditif pembentuk gelembung udara dan penggunaan agregat yang memiliki kepadatan tinggi.

8. Beton Dengan Pemadatan Roller (Roller Compacted Concrete)

Pada pekerjaan-pekerjaan besar dan khusus seperti jalan berbahan beton dan bendungan, pemadatan beton harus dilakukan dengan menggunakan roller vibrator .

Untuk pemadatan dengan roller, campuran beton harus cukup kering agar roller tidak teggelam tatapi tetap harus memiliki sifat basah agar distribusi bahan perekat (semen) ke seluruh permukaan agregat menjadi merata.

Sejarah perkembangan beton pada masa lampau juga tak kalah pentingnya untuk dibahas, beton pada zaman dahulu sudah digunakan hanya saja material pembentuk serta kekuatannya belum seperti sekarang, pada 2500 SM bangsa Mesir sudah menggunakan mortar untuk membangun pyramid, lalu pada 300 SM bangsa Romawi telah menggunakan Beton yang berdasarkan mortar pada segala jenis bangunan, kata semen (cement) dan beton (concrete) berasal dari bahasa romawi, yaitu “caementum” yang berarti butiran batu dan “concretus” yang berarti tumbuh bersama-sama.

Dan masih banyak lagi contoh-contoh bangunan masa lampau lainnya yang telah menggunakan teknologi beton diantaranya colloseum, tembok besar China, hingga saat ini beton masih terus dikembangkan dan digunakan pada bangunan-bangunan teknik sipil.

Apa itu Beton? Berikut Pengertian Menurut Para Ahli

Apa Itu Beton ?

Apa itu beton? berikut ini adalah pengertian menurut jenis,fungsi,kekurangan dan kelebihannya. Penafsiran serta Kelebihan Beton– Beton ialah bagian penyusun bangunan yang memiliki guna vital serta saat ini sudah banyak digunakan. Secara simpel kita ketahui kalau beton disusun atas pasir, kerikil, semen, air dan bahan yang lain. Perihal ini memanglah benar, hendak namun sebagian pakar membagikan penafsiran lebih lengkapnya, berikut sebagian penafsiran beton bagi para pakar.


Pengertian Beton

Pengertian beton - Beton merupakan material berarti dalam dunia konstruksi, seolah jadi bahan baku harus buat menghasilkan kekuatan struktur serta buatnya lebih tahan lama. 

Pengertian Beton Menurut Para Ahli

Berikut ini pengertiannya yang dirangkum berdasarkan para ahli:

    1. Standar Nasional Indonesia (SNI)

    Campuran semen portland atau jenis hidrolis lainnya, agregat halus dan kasar, air, serta dengan atau tanpa bahan tambahan (admixture).

          2. Asroni

    Material yang dibentuk oleh pengerasan campuran dari air, semen, agregat halus dan kasar, dan terkadang ditambahkan admixture dalam memperbaiki kualitasnya.

    Secara Simpel Beton dibangun oleh pengerasan kombinasi antara semen, air, agregat halus( pasir), serta agregat agresif( batu rusak kerikil). Kadang- kadang ditambahkan kombinasi bahan lain( admixture) buat membetulkan mutu beton( Asroni, 2010).

    Beton diperoleh dengan metode mengombinasikan semen, air, agregat dengan ataupun tanpa bahan tambah tertentu. Material pembuat beton tersebut dicampur menyeluruh dengan komposisi tertentu menciptakan sesuatu kombinasi yang plastis sehingga bisa dituang dalam cetakan buat dibangun cocok dengan kemauan.

    Perbandingan kombinasi bahan susun disebutkan secara urut, diawali dari dimensi butir yang sangat kecil( lembut) ke butir yang besar, ialah: semen, pasir, serta kerikil. Jadi bila kombinasi beton memakai semen 1: 2: 3, berarti kombinasi adukan betonnya memakai semen 1 bagian, pasir 2 bagian, serta kerikil 3 bagian.( Asroni, 2010). 

        3. McCormac

    Suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, maupun agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan pasta yang terbuat dari air dan semen. Campuran tersebut membentuk massa mirip batuan.

    Kadang-kadang, satu atau lebih bahan aditif ditambahkan agar menghasilkan karakteristik material tertentu demi kemudahan dalam pengerjaan (workability), durabilitas, dan waktu pengerasan.

    Jenis-Jenis Beton 

    Menurut Tjokrodimuljo (1996), macam-macam beton sebagai berikut :

    1. Beton normal
    Merupakan beton yang cukup berat, dengan Berat Volume 2400 kg/m³ dengan nilai kuat tekan 15 – 40 MPa dan dapat menghantar panas.

    2. Beton ringan
    Merupakan beton dengan berat kurang dari 1800 kg/m³. Nilai kuat tekannya lebih kecil dari beton biasa dan kurang baik dalam menghantarkan panas.

    3. Beton massa
    Beton massa adalah beton yang dituang dengan volume yang besar yaitu perbandingan antara volume dan luas permukaannya besar. Apabila dimensinya lebih dari 60 cm biasanya disebut dengan beton massa.

    4. Ferosemen
    Adalah suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan memberikan kepada mortar semen suatu tulangan yang berupa anyaman. Ferosemen dapat diartikan beton bertulang.

    5. Beton serat
    Adalah beton komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat. Bahan serat dapta berupa serat asbes, serat tumbuh-tumbuhan (rami, bamboo, ijuk), serat plastic (polypropylene) atau potongan kawat logam.

    6. Beton non pasir
    Adalah suatu bentuk sederhana dan jenis beton ringan yang diperoleh menghilangkan bagian halus agregat pada pembuatannya. Rongga dalam beton mencapai 20-25%.

    7. Beton siklop
    Beton ini sama dengan beton biasa, bedanya digunakan agregat dengan ukuran besar-besar. Ukurannya bisa mencapai 20 cm. Namun, proporsi agregat yang lebih besar tidak boleh lebih dari 20%.

    8. Beton hampa (Vacuum Concrete)
    Beton ini dibuat seperti beton biasa, namun setelah tercetak padat kemudian air sisa reaksi disedot dengan cara khusus, disebut cara vakum (vacuum method). Dengan demikian air yang tinggal hanyalah air yang dipakai sebgai reaksi dengan semen sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.

    9. Mortar
    Mortar sering disebut juga mortel atau spesi ialah adukan yang terdiri dari pasir, bahan perekat, kapur dan PC.

    Komposisi Beton

    Beton sesungguhnya dibuat dari sebagian bahan ataupun komposisi, yang buatnya jadi material yang sangat kokoh dibandingkan material di kelasnya. Tahu komposisinya lewat data berikut: 

    1. Semen Portland

    Menjadi material yang bekerja mengikat agregat sehingga berubah menjadi pasta ketika sudah dicampur menggunakan air.

    Seiring pemrosesan berdasarkan panas dan waktu, campuran ini mampu menghasilkan pengerasan pada pasta yang ada.

    Berdasarkan Standar Nasional Indonesia, semen yang menjadi bahan dasar beton terbagi menjadi lima jenis, yaitu:

    Jenis I sebagai bahan baku konstruksi umum tanpa memerlukan persyaratan khusus layaknya jenis semen lainnya.
    Jenis II untuk bahan konstruksi yang membutuhkan ketahanan terhadap panas sedang maupun sulfat.
    Jenis III sebagai komponen konstruksi dengan persyaratan kekuatan awal lebih tinggi.
    Jenis IV disyaratkan bagi konstruksi atau bangunan dengan panas hidrasi lebih rendah.
    Jenis V bagi konstruksi yang membutuhkan syarat sangat tahan dalam melalui senyawa sulfat.

    2. Agregat

    Berbentuk butiran mineral natural serta berperan selaku material pengisi dari kombinasi di kisaran 70% dari volume mortar.

    Secara universal, agregat yang menyusun mortar diharapkan mempunyai watak kemampatan besar sehingga volume pori- pori serta material pengikat yang dibutuhkan jauh lebih sedikit. 
    Berdasarkan SNI, agregat dibagi lagi menjadi empat zone atau daerah, yaitu zone I kasar, zone II agak kasar, zone III agak halus, dan zone IV halus.

    3. Air
    Selain bekerja sebagai bahan reaksi dengan semen, nyatanya air juga menjadi pelumas bagi sela-sela agregat supaya bisa dipadatkan dan dikerjakan dengan baik.

    Air yang akan dipakai sebagai materi pencampuran harus memenuhi kriteria berikut:

    Kandungan lumpur maksimal 2 gr/liter
    Garam yang berpotensi merusak tidak lebih dari 15 gr/liter
    Tidak mengandung klorida lebih dari 0,5 gr/liter
    Senyawa sulfat maksimal 1 gr/liter

    Kelebihan dan Kekurangan Beton

    Kelebihan dan kekurangan beton sendiri dapat kita ketahui dengan melakukan pengujian beton. Untuk lebih jelasnya bisa Anda baca di metode pengujian beton. Menurut Mulyono, kelebihan dan kekurangan beton adalah sebagai berikut :

    1. Kelebihan Beton

    1. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi.
    2. Mampu memikul beban yang berat.
    3. Tahan terhadap temperatur yang tinggi.
    4. Biaya pemeliharaan yang kecil.
    2. Kekurangan Beton

    • Bentuk yang telah dibuat sulit diubah.
    • Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi.
    • Berat.
    • Daya pantul suara besar.